Selasa, 29 Juli 2008


Vitamin Sukses

A. Irvinto Dobiariasto
(pernah dimuat di MDI News bulan Maret 2008)

Bagi Anda yang hidup di dunia maya dan sering bertransaksi di e-commerce tentu tidak asing dengan nama-nama seperti Michael Dell, Jeff Benzos, Budiono Darsono, John Samuel Tumiwa, dan Jerry Justianto. Sejarah panjang komputer tidak akan pernah dipisahkan dari nama Bill Gates. Namun pada dekade awal 80-an, muncul Dell dengan mimpinya mengalahkan IBM. Ia memasarkan komputer pribadi secara langsung ke konsumen, tanpa melalui jalur distribusi konvensional. Telepon interaksi face to face, dan internet, menjadi media pemasaran langsung yang ampuh. Antusiasme dan kreativitasnya dalam berinteraksi ditunjang kemampuannya meyakinkan konsumen secara langsung membuat Dell mencapai sukses luar biasa dan masuk dalam jajaran pengusaha muda sukses di Amerika.

Pada dekade berikutnya, lahir Benzos membuat Amazon.com yang sukses mengembangkan e-commerce dalam bidang penjualan buku. Benzos mengambil peluang dan berhasil menciptakan media belanja on line yang selalu up to date sehingga memuaskan bagi para pecinta buku. Di Indonesia sendiri, kita mengenal sosok Budiono Darsono dengan detik.com-nya. Atau, John dan Jerry dengan AsiaGateway.com yang terus dikembangkan lewat terobosan lain sampai berdirinya radioklik.com, sebuah media belanja on line yang bekerja sama dan membuat jaringan dengan Malik Syafei pemilik beberapa station radio di Jakarta.

Melihat keberhasilan tokoh-tokoh di atas perlu digarisbawahi bahwa kunci utama bagi suatu brand pada masa hyper-competitive seperti saat ini adalah kemampuan untuk menangani keinginan dan prioritas konsumennya secara efektif. Contoh di atas menunjukkan bahwa mereka yang dapat dipercaya dan konsisten atas brand-nya, responsif terhadap perubahan di sekitarnya, kompeten di bidangnya, berkredibilitas, dan menjamin bahwa dengan memakai brand-nya konsumen dijamin aman. Berikutnya yang harus dicermati adalah dari aspek bagaimana memahami kebutuhan konsumennya, service yang diberikannya nyata (tidak ingkar janji), fokus terhadap kebutuhan konsumen, dan memenuhi standar kualitas manajamen total atau direncanakan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Seperti kata Mas Tukul, dijamin PUAS�PUAS�PUAS!!! Artinya, bagi Anda yang ingin meniru kesuksesan mereka, Anda dituntut untuk harus memahami konsumennya lebih baik dari pada pesaingnya sehingga brand Anda bisa terus berkembang.

Saat ini sangatlah penting bagi brand owner untuk benar-benar bisa mengidentifikasi konsumennya dan menciptakan produk-produk yang mampu meningkatkan profitabilitasnya serta melayani konsumennya dengan efisiensi biaya yang lebih baik artinya kontrol biaya harus selalu diperhatikan. Di samping itu, mereka harus menemukan cara untuk bereaksi terhadap perubahan pasar dan mengeluarkan produk ke pasar dengan lebih cepat dan efisien sehingga memuaskan konsumennya. Tantangan seperti hal di atas, memerlukan tim yang bisa berorientasi atau fokus pada konsumen. Biasanya secara umum, terdapat beberapa elemen-elemen atau landasan dasar sukses para brand owner, seperti:

1. Menciptakan visi kekuatan dan kemungkinan menjadi tim.

2. Mengikuti dan memformalkan komitmen individu dan penyesuaian tim terhadap visi.

3. Membantu anggota-anggota tim membedakan antara kondisi menjadi (being) dan kondisi melakukan (doing).

4. Memiliki kepemimpinan untuk mendefinisikan kembali diri mereka sendiri sebagai pelaku perubahan yang efektif.

5. Mendampingi anggota tim dalam melepaskan percakapan internal dan eksternal yang merampas kekuatan pribadi mereka.

6. Membimbing anggota tim untuk mendengarkan guna menciptakan pembeda, dan bukan mendengarkan untuk membela diri atau menyalahkan.

7. Membantu karyawan menghidupkan komitmen mereka satu sama lain melalui pembimbingan yang efektif.

8. Mendampingi anggota tim ketika mereka mengubah hambatan menjadi terobosan baru.

Jika fundamen corporate culture �nya sudah cukup kuat, bagaimana kita membuat tim menjadi lebih bersemangat dan kreatif dalam menjual brand? Ada alternatif yang menurut penulis masih cukup efektif untuk tim yaitu insentif. Insentif adalah alat yang ampuh untuk memotivasi karyawan, terutama sales force (tenaga penjual) di dalam perusahaan. Semakin menarik ragam insentif yang diberikan perusahaan tentu saja akan semakin meningkatkan motivasi para sales force untuk menunjukkan performa terbaiknya. Namun, bukan perkara mudah untuk menentukan program insentif yang tepat bagi para tenaga penjual tersebut.

Program insentif tidak semata-mata ditujukan untuk memotivasi pencapaian target penjualan, tetapi juga bagaimana menciptakan iklim yang kompetitif bagi perusahaan dan kepentingan pembangunan tim dalam perusahaan. Kemampuan perusahaan menciptakan program insentif yang tepat merupakan investasi tersendiri bagi perusahaan untuk bersaing di era hyper-competitive seperti saat ini. Ada beragam insentif yang bisa diberikan baik yang bersifat finansial ataupun non finansial seperti berbagai pelatihan dan seminar gratis, liburan ke luar negeri, promosi jabatan, bonus atau pemberian hadiah lainnya bisa dilakukan guna memotivasi para sales force tersebut. Yakinlah bahwa dengan mengembangkan personel Anda, maka mereka ini jugalah yang akan mengembangkan bisnis kita ke arah yang lebih baik.

Keberadaan para tenaga penjualan yang baik dan produktif dalam tim merupakan investasi berharga bagi brand Anda. Jika kepiawaian mereka berkembang, secara otomatis bisnis dan brand akan berkembang. Penanaman investasi ini menjadi semakin penting karena tim Anda didorong memiliki independensi yang kuat. Akhir tulisan ini menyimpulkan bahwa agar berhasil, Anda memerlukan vitamin bagi diri Anda dan tim berupa antusiasme dan kreativitas. Ini lebih penting bahkan dari pengalaman dan kompetensi. Karena di balik itu semua, keberhasilan sekejap yang berhasil Anda peroleh, terdapat 20 tahun masa antusiasme dan kreativitas. Sampai jumpa dan salam sukses untuk Anda semua.n

_______________

Daftar Pustaka:

  • John Yokoyama dan Joseph Michelli. 2005. When Fish Fly. Elex Media Komputindo.
  • Promod Batra. 2006. Born To Win. Bhuana Ilmu Populer

Tidak ada komentar: